CONTOH TEMBANG WAJIB SMA/SMK/MAN

Jumat, 17 Agustus 2018

PETUNJUK TEKNIS LOMBA MACAPAT

PETUNJUK TEKNIS LOMBA MACAPAT

A.   Latar belakang
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang unik. Bahasa Jawa bukan hanya sekadar bahasa namun juga memiliki kelebihan lain, salah satunya adalah memiliki tatanan dalam penggunaannya yang bergantung pada lawan tuturnya sehingga menimbulkan terjadinya tingkat tutur Bahasa Jawa, yaitu ngoko, krama madya, dan krama inggil. Tingkat tutur tersebut dapat memengaruhi cara berperilaku yang lebih sopan. Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari masih lazim dipergunakan oleh masyarakat termasuk di Kabupaten Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
 Penggunaan Bahasa Jawa ini tidak hanya menjadi bahasa pergaulan dan komunikasi antar warga masyarakat saja tetapi juga dipergunakan untuk acara-acara resmi termasuk acara Budaya maupun Ritual yang berupa Upacara-upacara adat dan tradisi.
Keprihatinan dan kekhawatiran dari beberapa kelompok masyarakat terutama pemerhati dan  ahli Bahasa Jawa, adalah semakin berkurangnya kepedulian masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan Bahasa Jawa. Hal ini ditandai dengan semakin lunturnya pengguna bahasa Jawa terutama untuk kalangan generasi muda. Seiring dengan pesatnya arus informasi dan globalisasi, generasi penerus mulai meremehkan keberadaan Bahasa Jawa dan meninggalkannya penguasaan berbahasa Jawa yang sesuai dengan kaidah bahasa Jawa yang benar juga semakin jarang ditemukan dalam masyarakat terutama generasi muda. Selain hal itu juga tatanan struktur bahasa Jawa sendiri dengan adanya tingkat tutur ( Unda Usuk ) dan kosa kata bahasa Jawa yang sangat luas membuat generasi muda tidak tertarik mempelajarinya. Sehingga perlu upaya dalam rangka untuk melestarikan dan meningkatkan kecintaan dan pemahaman berbahasa Jawa.
Disamping Bahasa Jawa yang berfungsi sebagai alat komunikasi, Bahasa Jawa juga berfungsi sebagai media dalam berkarya seni : seperti dalam Geguritan, Cerkak, Sandiwara Berbahasa Jawa dll. Dalam berkesenian disamping menggunakan Bahasa Jawa, busana juga disesuaikan yaitu dengan menggunakan busana jawa yang sesuai dengan pakem / gagrak Ngayogyakarta. Karena sering kita menjumpai masyarakat bahkan tokoh-tokoh masyarakat berbusana jawa dengan tidak pas, baik peruntukannya maupun cara memakainya.
Salah satu upaya melestarikan dan mengembangkan Bahasa Jawa sekaligus untuk memberikan pengetahuan berbusana jawa Mataraman yang sesuai gagrak Ngayogyakarta, maka Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul akan menyelenggarakan kegiatan berupa kompetisi Lomba Macapat. Karena Macapat adalah Karya Kesenian Jawa yang berupa tembang yang mengandung makna tentang segala macam kehidupan manusia, dari alam masih di dalam perut ibu, lahir, bayi, kecil, dewasa sampai pada kematian. Semua itu dikemas dalam tembang yang sarat dengan petunjuk, budi pekerti, serta contoh-contoh kehidupan kita.

B.   Nama Kegiatan :
“LOMBA MACAPAT  SISWA-SISWI SMP/MTs DAN SMA/SMK/MA SE KABUPATEN BANTUL“

C.    Sasaran / peserta
  1.  Peserta lomba adalah Siswa-siswi SMP/MTs se Kabupaten Bantul (Mewakili Sekolah) dengan didampingi seorang guru.
  2.  Peserta lomba adalah Siswa Siswi SMA/SMK/MA se Kabupaten Bantul. (Mewakili Sekolah)

D.    TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan Lomba Sesorah dan berbusana Jawa ini adalah sebagai berikut.
  1. Mewujudkan individu dan masyarakat berbudaya yang mencintai kearifan lokal di Indonesia, khususnya bahasa Jawa.
  2. Melestarikan bahasa Jawa lewat Tembang Macapat di Kabupaten Bantul terutama dalam dunia pendidikan
  3. Lewat Macapat diharapkan akan membantu pembentukan karakter anak didik menjadi seorang yang berbudaya jawa yang cinta tanah air dan berbudi pekerti bagus
  4. Mengenalkan busana Jawa Gagrak Ngayogyakarta kepada siswa-siswi sehingga mreka mengenal dan mencintai budaya sendiri khususnya berbusana Jawa


E.   Waktu Pelaksanaan
  1. Pendaftaran peserta dimulai tanggal 16 Agustus sampai dengan 6 September 2018
  2. Pelaksanaan Lomba Macapat ini adalah hari : Kamis dan Jumat tanggal, 13 dan 14 September 2018
  3. Teknikal Meeting yaitu hari Jumat, 6 September 2018 di Joglo Kweden Trirenggo Bantul

F.    Tempat
Pendopo Kweden Trirenggo Bantul

G.   Ketentuan Lomba
  1. Peserta adalah siswa/i SMP/MTs mewakili Sekolah di Kabupaten Bantul 
  2. Peserta adalah siswa/i SMA/SMK/MA se Kabupaten Bantul.
  3. Setiap sekolah boleh mengirimkan lebih dari 1 siswa/i, maksimal 2 siswa/i dengan catatan :
  • Apabila sekolah mengirim 2 peserta dan sampai dengan tanggal 6 September 2018 pendaftar melebihi 50 orang, maka peserta kedua adalah cadangan
  • Maksimal peserta dibatasi 50 orang tiap kategori lomba
4. Peserta diharapkan mengikuti teknikal meeting, karena akan dijelaskan tentang busana jawa yang benar dan tata laksana lomba
5. Naskah tembang disediakan oleh Panitia dapat di download di blog kami
6. Peserta memilih tembang Macapat  yang sudah disediakan;
7. Busana yang digunakan busana Jawa Mataraman Jangkep Gagrak Ngayogyakarta.
8. Keputusan dewan juri bersifat mutlak tapi dapat dipertanggungjawabkan.
9. Penilaian:
        Penguasaan materi, suara atau nada, performance (unggah-ungguh)


H.   Pemenang dan Hadiah
Pemenang dari tingkat SMP/MTs  :
Juara I,             Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.500.000
Juara II,            Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.000.000
Juara III,           Hadiah berupa Piagam  Trophy dan Uang pembinaan Rp    800.000
Juara harapan I Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp    625.000
Juara harapan II Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp    500.000

Pemenang dari tingkat SMA/SMK/MA  :
Juara I,             Hadiah berupa Piagam, Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.500.000
Juara II,            Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.000.000
Juara III,           Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp    800.000
Juara harapan I Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp    625.000
Juara harapan II Hadiah berupa  Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp    500.000




Tidak ada komentar:

Posting Komentar