PETUNJUK TEKNIS LOMBA
MACAPAT
A. Latar
belakang
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang
unik. Bahasa Jawa bukan hanya sekadar bahasa namun juga memiliki kelebihan
lain, salah satunya adalah memiliki tatanan dalam penggunaannya yang bergantung
pada lawan tuturnya sehingga menimbulkan terjadinya tingkat tutur Bahasa Jawa,
yaitu ngoko, krama madya, dan krama inggil. Tingkat tutur tersebut dapat
memengaruhi cara berperilaku yang lebih sopan. Bahasa Jawa dalam kehidupan
sehari-hari masih lazim dipergunakan oleh masyarakat termasuk di Kabupaten
Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penggunaan Bahasa Jawa ini tidak hanya menjadi
bahasa pergaulan dan komunikasi antar warga masyarakat saja tetapi juga dipergunakan
untuk acara-acara resmi termasuk acara Budaya maupun Ritual yang berupa
Upacara-upacara adat dan tradisi.
Keprihatinan dan kekhawatiran dari
beberapa kelompok masyarakat terutama pemerhati dan ahli Bahasa Jawa, adalah semakin berkurangnya
kepedulian masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan Bahasa Jawa. Hal ini
ditandai dengan semakin lunturnya pengguna bahasa Jawa terutama untuk kalangan
generasi muda. Seiring dengan pesatnya arus informasi dan globalisasi, generasi
penerus mulai meremehkan keberadaan Bahasa Jawa dan meninggalkannya penguasaan
berbahasa Jawa yang sesuai dengan kaidah bahasa Jawa yang benar juga semakin
jarang ditemukan dalam masyarakat terutama generasi muda. Selain hal itu juga
tatanan struktur bahasa Jawa sendiri dengan adanya tingkat tutur ( Unda Usuk )
dan kosa kata bahasa Jawa yang sangat luas membuat generasi muda tidak tertarik
mempelajarinya. Sehingga perlu upaya dalam rangka untuk melestarikan dan
meningkatkan kecintaan dan pemahaman berbahasa Jawa.
Disamping Bahasa Jawa yang berfungsi
sebagai alat komunikasi, Bahasa Jawa juga berfungsi sebagai media dalam
berkarya seni : seperti dalam Geguritan, Cerkak, Sandiwara Berbahasa Jawa dll.
Dalam berkesenian disamping menggunakan Bahasa Jawa, busana juga disesuaikan
yaitu dengan menggunakan busana jawa yang sesuai dengan pakem / gagrak
Ngayogyakarta. Karena sering kita menjumpai masyarakat bahkan tokoh-tokoh
masyarakat berbusana jawa dengan tidak pas, baik peruntukannya maupun cara
memakainya.
Salah satu upaya melestarikan dan
mengembangkan Bahasa Jawa sekaligus untuk memberikan pengetahuan berbusana jawa
Mataraman yang sesuai gagrak Ngayogyakarta, maka Dinas Kebudayaan Kabupaten
Bantul akan menyelenggarakan kegiatan berupa kompetisi Lomba Macapat. Karena
Macapat adalah Karya Kesenian Jawa yang berupa tembang yang mengandung makna
tentang segala macam kehidupan manusia, dari alam masih di dalam perut ibu,
lahir, bayi, kecil, dewasa sampai pada kematian. Semua itu dikemas dalam
tembang yang sarat dengan petunjuk, budi pekerti, serta contoh-contoh kehidupan
kita.
B. Nama
Kegiatan :
“LOMBA
MACAPAT SISWA-SISWI SMP/MTs DAN
SMA/SMK/MA SE KABUPATEN BANTUL“
C. Sasaran / peserta
- Peserta lomba adalah Siswa-siswi SMP/MTs se Kabupaten Bantul (Mewakili Sekolah) dengan didampingi seorang guru.
- Peserta lomba adalah Siswa Siswi SMA/SMK/MA se Kabupaten Bantul. (Mewakili Sekolah)
D. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan
kegiatan Lomba Sesorah dan berbusana Jawa ini adalah sebagai berikut.
- Mewujudkan individu dan masyarakat berbudaya yang mencintai kearifan lokal di Indonesia, khususnya bahasa Jawa.
- Melestarikan bahasa Jawa lewat Tembang Macapat di Kabupaten Bantul terutama dalam dunia pendidikan
- Lewat Macapat diharapkan akan membantu pembentukan karakter anak didik menjadi seorang yang berbudaya jawa yang cinta tanah air dan berbudi pekerti bagus
- Mengenalkan busana Jawa Gagrak Ngayogyakarta kepada siswa-siswi sehingga mreka mengenal dan mencintai budaya sendiri khususnya berbusana Jawa
E. Waktu
Pelaksanaan
- Pendaftaran peserta dimulai tanggal 16 Agustus sampai dengan 6 September 2018
- Pelaksanaan Lomba Macapat ini adalah hari : Kamis dan Jumat tanggal, 13 dan 14 September 2018
- Teknikal Meeting yaitu hari Jumat, 6 September 2018 di Joglo Kweden Trirenggo Bantul
F. Tempat
Pendopo
Kweden Trirenggo Bantul
G. Ketentuan
Lomba
- Peserta adalah siswa/i SMP/MTs mewakili Sekolah di Kabupaten Bantul
- Peserta adalah siswa/i SMA/SMK/MA se Kabupaten Bantul.
- Setiap sekolah boleh mengirimkan lebih dari 1 siswa/i, maksimal 2 siswa/i dengan catatan :
- Apabila sekolah mengirim 2 peserta dan sampai dengan tanggal 6 September 2018 pendaftar melebihi 50 orang, maka peserta kedua adalah cadangan
- Maksimal peserta dibatasi 50 orang tiap kategori lomba
4. Peserta diharapkan mengikuti teknikal meeting, karena
akan dijelaskan tentang busana jawa yang benar dan tata laksana lomba
5. Naskah tembang disediakan oleh Panitia dapat di download
di blog kami
6. Peserta memilih tembang Macapat yang sudah disediakan;
7. Busana yang digunakan busana Jawa Mataraman Jangkep
Gagrak Ngayogyakarta.
8. Keputusan dewan juri bersifat mutlak tapi dapat
dipertanggungjawabkan.
9. Penilaian:
Penguasaan materi, suara atau nada, performance (unggah-ungguh)
H. Pemenang
dan Hadiah
Pemenang dari tingkat
SMP/MTs :
Juara I, Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.500.000
Juara II, Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.000.000
Juara III, Hadiah berupa Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 800.000
Juara harapan I Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp
625.000
Juara harapan II Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp
500.000
Pemenang dari tingkat
SMA/SMK/MA :
Juara I, Hadiah berupa Piagam, Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.500.000
Juara II, Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp 1.000.000
Juara III, Hadiah berupa Piagam
Trophy dan Uang pembinaan Rp 800.000
Juara harapan I Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp
625.000
Juara harapan II Hadiah berupa
Piagam Trophy dan Uang pembinaan Rp
500.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar